Senin, 17 Juni 2024

pohon dan daun





Melukis, menggambar, drawing, hanya sketsa atau apa pun sebutan lainnya; ibarat menjalani hidup jg Mas Bro.

Misalnya, setiap pelukis harus sudah bisa membayangkan kira2 mau nggambar apa. Bentuk visualnya gambar tsb sudah ada di otaknya. Walau lalu hasilnya ga persis amat.

Lalu, si pelukis harus "berani pada goresan pertama". Ya, seperti kata para motivator, harus berani melangkah. Langkah pertama berat, ragu2, dll; tapi tapi tetap harus dijalankan. Menghadapi sebuah kanvas kosong, perlu keteguhan hati pelukis menggoreskan kuas. Kuas mana yg diambil, cat apa yg dipilih, goresannya bgmana apa garis lurus, melingkar, apa melengkung. Jika saat ini saya goreskan, apakah bisa selesai sekrang atau tidak, apa perlu sebulan?

Hasilnya,

....... nah itu dia. Soal bagus atau tidak, indah atau biasa saja, keren atau bagus banget; itu pun sangat relatif. Seperti hidup, bgmana kita bisa mengatakan "...... o si anu lebih berhasil dibanding si anu". Ga mudah. Jadi, ..... biarlah sperti apa pun hasilnya. Yang penting sudah dijalankan sesuai kaidahnya. Kaidah seni dalam lukis, ya kaidah nilai dan norma dalam hidup manusia.

Sangat bisa, apa yg kata pelukis nya bagus, e kata orang2 mah biasa saja. Atau sebaliknya. Pelukis juga kadang susah menyebutkan mana yg lebih bagus dan tidak.

Jadi Mas Bro, ....... biar mengalir sajal lah. Usah lah terlalu sibuk berfikir, menganalisis, membanding2 kan, men judge, menyimpulkan dst. Lukisan, ya sepertinya kehidupan; begitu lah. Hasekkkk
*******

 





Melukis memberi mu KEBERANIAN.

Menggambar, mewujudkan satu visual fikiran ke bidang gambar, adalah sebuah perjuangan

Saat selesai,

usahlah risau dengan "apa kata orang". Lihat lah ia sebagai dirinya saja.

Sebuah lukisan,

seperti halnya produk seni, memiliki "kebenaran" nya sendiri. Santay saja.